Kamis, Juni 28, 2012

Berawal dari tangisan

Demak - 30 Mei 1989, sembari menutup mata aku menangis keras dengan segenap tenagaku. Tangisanku bukan tanpa alasan, hari itu aku tahu bahwa aku terlahir di kehidupan duniawi, kehidupan dengan suguhan dosa-dosa yang sangat berlimpah, kehidupan yang di selimuti dengan keserakahan dan ketidak puasan, kehidupan yang penuh dengan macam-macam nafsu dunia nya. Namun di sisi lain, kelahiranku di sambut senyum banyak orang, kelahiranku begitu di nanti, kelahiranku ke dunia menjadi sebuah anugrah bagi mereka semua, dan kehadiranku adalah rejeki bagi kedua orang tua ku.
Aku adalah buah cinta dari pasangan seorang kuli bangunan dan buruh tani, dan tentu saja aku tak pernah meminta menjadi anak mereka. Tapi Allah itu Maha Tahu, Allah tahu akulah yang paling tepat buat mereka, begitu juga sebaliknya, mereka sangatlah tepat untuk aku, dan aku sangat bersyukur menjadi anak mereka.


Berlahan, aku mulai bisa menatap wajah-wajah mereka, dalam pana ku mereka menunjukkan padaku mimik kebahagiaan, mereka menunjukkan padaku senyum dan tawa. Mereka semua tak bosan mengenalkanku pada dunia yang baru aku tempati, saat aku mulai tersenyum dan menjerit tertawa mereka ikut tertawa bahagia. Saat aku menangis mereka paham bahwa aku sedang takut dan membutuhkan bantuan mereka, saat aku menjambak rambut mereka, saat aku memegang jari mereka, mereka begitu mensyukuri apa sudah aku lakukan. Tanpa aku rasakan, ternyata usiaku semakin bertambah setiap harinya, kaki ku mulai kuat menahan beban badanku, meskipun pelan tapi aku mulai bisa melangkahkan kaki ku. Aku mulai bisa mengenali wajah orang-orang yang selalu di dekatku, aku bisa tertawa seperti orang-orang dewasa itu, dan aku juga mulai bisa bicara dengan mereka.


Ketika aku sudah bisa berbicara dan berlari, aku mulai membuat mereka kesal, hahaha..., padahal mereka yang mengajarkanku. Entah karena kebutuhan, adat, kewajiban atau karena aku sering membuat mereka kesal, mereka pun mulai mengenalkanku pada dunia yang lebih luas, "pendidikan".  Usia 5 tahun, aku mulai di perkenalkan pada huruf dan angka bahkan warna. TK Pamadisiwi - Banjarsari, tempatku pertama menimba ilmu, SDN 1 Banjarsari menjadi sekolah kedua untukku, selama 6 tahun di SD itu sudah banyak hal yang aku dapatkan, tapi tentu saja belum bisa merubah cara berpikirku. Tahun 2001 aku masuk lagi ke pendidikan yang lebih tinggi, MTs Al Irsyad Gajah-Demak, sebenarnya lulus SD orang tua ku ingin aku masuk Pondok Pesantren karena mereka takut tak bisa membiayai sekolahku. Saran dan masukan terus mengarah ke orang tuaku, hingga akhirnya aku tetap melanjutkan pendidikanku, dan untuk ponpes di rencanakan setelah lulus MTs. 


Memasuki tahun terakhirku di MTs aku mulai di perkenalkan pada ponpes mana yang akan menjadi tempat ku menuntut ilmu selanjutnya. Darut Taukhid Al-Alawi Sendang Senori Tuban, kalau tidak salah 2004 aku kesana, saat yang bertepatan dengan acara khaul. Saat itu perasaanku benar-benar bercampur, senang dan takut menjadi satu. Saat hari terakhir ujian nasional tingkat SLTP, teman-temanku mulai membicarakan kemana dia akan melanjutkan belajarnya, MAN Demak, MAN 2 Kudus, MANU Demak dan MA yang satu yayasan dengan MTs ku, mereka begitu asyik membahas calon sekolah barunya. Tentu saja itu membuatku iri, aku juga ingin sekolah lagi seperti mereka, suatu saat datang guru dari MA dari yayasan yang sama dengan MTs ku, kebetulan beliau juga mengenalku karena aku termasuk salah satu aktifis organisasi di sekolah. Beliau bertanya kepadaku, "setelah lulus dari sini mau ngelanjutin dimana kamu?". "enggak ngelanjutin sekolah pak, mau ke ponpes aja" jawabku, "hlo..kenapa gak ngelanjutin di sini aja?" dan aku pun menjawab apa adanya.. "enggak ada biaya pak", dengan memberiku formulir pendaftaran beliau berkata.."kan ada beasiswa..ini di isi, biaya pendaftaran gratis, syarat lain-lain menyusul", awalnya aku menolak, tapi setelah melalu pembicaraan yang begitu lama akhirnya aku isi juga formulir pendaftaranya. Sampai di rumah, dengan rasa takut aku menceritakan semuanya pada orang tuaku tentang formulir pendaftaran itu, dan tidak seperti yang ku kira sebelumnya..ternyata orang tuaku mengijinkan aku melanjutkan sekolah di MA Al-Irsyad Gajah-Demak sampai tahun 2007. Semua ini berawal dari tangisan pertamaku.


bersambung...





5 comments:

  1. Dipaksa komen neh.. makanya kalau punya blog itu jangan di anggurin bray.. tapi lumayan juga ki tulisane, tapi ojo di gawe koyo sinetron.. ono bersambunge barang ki..
    jo lali kunjungi blog karantaruna ne dewe http://sedyoutomo.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. wah yo ora buka rahasia ngunu to dab, iki wae yen gak ono tugas gawe blog yo rak tak rumat iki blog.. tapi goro-goro ono tugas gairah nge blog ku metu meneh, iki postingan seng alay-alay jaman semono tak delete kabeh.. hahahahha..

    BalasHapus
  3. yakin nak kwe ki anugrah?
    ora aib? hahahahahha

    BalasHapus
  4. O.O
    ono oppppooo yooo.....hahaaa

    BalasHapus
  5. asem.. mbok komen seng genah.. dahsyat.. po piye ngunu.. ben atiku ayem.. malah nyeleneh kabeh..hahahaha

    BalasHapus